Catatan Pendampingan Anak Rutan Kebonwaru, 4 Desember 2008)
Pagi itu, aku bangun dengan cukup lega, karena segala hal yang dibutuhkan untuk pendampingan hari itu kupikir telah telah disiapkan. Aku pun lebih bersemangat untuk mandi pagi. Tapi aku tak cepat-cepat berangkat, menunggu Oka bangun dan yulia datang menumpang mengeprint di basecamp Kalyanamandira.
Jam 8, Yulia tiba dan mengeprint lembar presensi dan SAP. Oka baru saja masuk kamar mandi dan mempersilahkan aku dan yulia berangkat lebih dulu. Aku dan yulia berangkat dan mampir sebentar di rumah Ben untuk mengambil uang transport bagi para pendamping.
Sesampainya di halaman Rutan Kebonwaru, kami bertemu Mayene, Rerra dan Wilda. Aku permisi sebentar untuk mengambil tanah liat yang telah aku beli sehari sebelumnya di Balai Keramik yang berada di belakang Rutan Kebonwaru. Dibonceng Ilah yang berpapasan di jalan, aku mengambil tanah liat untuk kegiatan anak di kelompok Kriya sebanyak 20 kg. Lega rasanya, kala segala persiapan dirasa telah terlaksana. Aku semakin lega, ketika Anita, Ira, Tya, Tasya, Firman, Oka dan Togar telah berkumpul bersama kami. Sayang, hari itu Dheka tidak bisa datang karena sakit, dan Zamzam yang mengikuti praktikum di kampusnya. Hampir jam 10, kami mulai memasuki gerbang Rutan Kebonwaru dengan segala prosedur pengamanan dan pemeriksaan.
Aku mulai menangkap gelagat kurang mengenakkan. Ternyata, kelegaanku hanyalah sementara. Dalam pendampingan banyak hal terjadi di luar perkiraan. Meski `rundown` kegiatan pendampingan telah kami susun, tetap saja banyak hal yang harus kami benahi. Terlebih SAP yang selalu saja menyisakan PR besar bagi kami. Ketidak jelasan indikator seringkali menjadi sebab sulitnya kami mengukur hasil kerja pendampingan. Tata administrasi dan inventarisir data anak selalu terseret-seret di antara hiruk-pikuk pendampingan dan aktivitas kami yang lain. Selepas pelatihan Appreciative Inquiry yang ku pikir masih agak prematur, belum banyak mengubah tata kerja aku dan teman-teman pendamping yang lain.
Setelah Yulia, Anita dan Wilda membuka acara dengan sebuah game, anak-anak mulai memasuki kelompoknya masing-masing. Aku, Ira, Tya dan Tasya mendampingi kelompok Kriya yang hari itu berencana membuat patung tanah liat. Oka dan Yulia mendampingi kelompok Musik. Wilda ditemani Mayene di kelompok Sastra. Anita dan Rerra di minilab. Ilah, hari itu, masih tetap menjadi sweeper.
Meski keriuhan terjadi di sepanjang kegiatan pendampingan hari itu, aku merasakan banyak keganjilan di mana-mana. Mulai dari alur yang agak amburadul sampai perilaku beberapa pendamping yang kurang menjalankan perannya sebagai pendamping. Kata-kata tadi mungkin lebih halus daripada aku berkata `konyol`. Aku sadar, aku pun belum bisa secara penuh menjalankan peran fasilitator atau pendamping anak, tapi aku selalu sadar aku sedang berada di mana.
Aku tak bisa bercerita banyak sekarang, di samping sepulang dari pendampingan anak hari itu tidak ada evaluasi, aku merasa tak banyak cerita yang bisa aku banggakan.
Jumat, 12 Desember 2008
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar